Hal pertama yang harus dilakukan adalah mendefiniskan “EDM” itu sendiri. EDM sendiri identic dengan “drop kenceeeng”, “hacep” (pecah), pumping, hits di rave party dan identik dengan musik yang sangat kekinian di Amerika. Hal ini juga berarti identik dengan DWP, Ultra, Pool parties. Musik ini adalah perpadua antara electro dan progressive house. Aliran ini berada di chart teratas musik internasional dan terjual hingga jutaan dollar.
Pertanyaan sesungguhnya dalah setelah beberapa tahun menjadi pioneer musik skala internasional, apakah EDM terancam punah?
1. Acara EDM semakin membesar
Tomorrowland, Ultra Europe, EDC Las Vegas merupakan festival dengan lebih banyak kembang api, lebih “glitz” disbanding acara Hollywood dan lebih hype dari, berbagai hal. Panggung Tomorrowland mempunyai alat untuk mengontrol cuaca, aftervideo selama 30 menit, disertai dengan berbagai atribut yang ada untuk memeriahkan acara. Acara-acara seperti ini lebih banyak menyajikan atraksi dibanding dengan kualitas musik di acara sendiri.
2. Lagu EDM tidak bias dan tidak akan berevolusi
Untuk kalangan yang sudah mendengar Watergate-Scandal. EDM secara riset dibuktikan berirama sama. Musik itu tidak bisa keluar dari “formula” yang sudah ada dan pendengar mulai bosan dengan irama yang sama. Sebagai contoh musik dubstep sangat sesuai dengan “formula” yang ada dengan menjadi remix yang sama dan itu-itu saja seperti track yang sudah ada.
3. EDM terancam punah karena pemainnya pun berkata demikian
Steve Aoki, Nicky Romero, Tiesto, dan lainnya telah menyatakan secara public bahwa musik ini sedang sekarat. Porter Robinson pernah menjelaskan secara publik struggle yang dihadapi dengan genre EDM. Aoki bahkan membuat deep house di waktu luangnya. Banyak produser pindah haluan dan tidak banyak Produser baru yang menggantikannya.
4. EDM akan punah dikarenakan banyak “DJ fake”
Pyrotechnics, layar LED, vinyl dan headphone yang dipakai seseorang yang memakai atribut DJ sambal berpura-pura memainkan musik yang sudah dibuat merupakan permasalahan yang sedang booming. Demi keuntungan komersial terkadang seseorang yang terkenal, public figure, ataupun orang-orang yang tidak bisa bermain musik kerap berpura-pura memainkan DJ untuk memeriahkan suatu acara. Sebagai contoh event DJ yang dilakukan Paris Hilton, seseorang yang kontroversial dan sangat terkenal. Dengan berpura-pura menjadi DJ dengan musik yang sebenarnya sudah di buat, banyak orang menjadi tidak percaya dengan performa seorang DJ sehingga lack of trust terhada DJ disuatu event kian membesar.
5. EDM akan terancam punah dikarenakan musik ini dikaitkan dengan “bad influence”
EDM seringkali dikaitkan dengan seks bebas, narkoba, dan alkoholik. Banyak film- film yang menayangkan suatu bad event dengan EDM sebagai pemanis dari scene tersebut, atau di realitanya dimana pemakai narkoba atau orang yang mengkonsumsi minuman alcohol secara berlebih mendatangi event EDM dan pada akhirnya berujung menjadi perbuatan zina, atau perkelahian dengan alasan yang tidak jelas.
6. EDM akan punah dikarenakan tidak ada genre yang bisa bertahan
Sesuai riset yang membuktikan bahwa tidak ada EDM yang bertahan dengan lama. Musik EDM yang ada cenderung tergantikan dengan yang baru. Musik EDM yang baru keluar akan menjadi hits dan menjadi top-chart namun dalam kurun waktu 3 tahun musik tersebut terlupakan.
7. Event EDM sendiri sudah bersiap-siap untuk menghancurkan genre yang ada
Festival-festival besar EDM sudah memprediksi bahwa genre ini tidak akan bertahan selamanya. Sampai saat ini belum ada ini bukanlah musik yang bertahan di seseorang secara lifetime, tidak sepert iQueen, the Beatles, Michael Jackson atau musik lainnya
Dikutip dari “Reasons EDM is Over” Ally Byers & Duncan Ja Dick, “The EDM How-to Book” by Ben Fleming